Apakah kamu sering merasa stress? Sebenarnya, stress adalah respon yang dialami oleh tubuh terhadap tekanan atau beban. Tekanan dapat berasal dari pekerjaan yang terlalu berat, hidup di daerah dengan kehidupan yang cepat, macet yang tidak berkesudahan, atau tantangan hidup lainnya. Stress adalah perasaan yang sangat familiar dan sering dirasakan oleh manusia. Meskipun begitu, kita perlu mencari cara untuk meredakan stress. 

Menurut WHO, stress menimbulkan berbagai emosi lanjutan seperti kecemasan, perasaan yang sensitif, kehilangan fokus pada apa yang sedang dikerjakan, dan lebih parahnya depresi. Tidak hanya mempengaruhi mental, stress juga berdampak pada pola makan. Ada yang jadi makan terlalu banyak dan sebaliknya, makan terlalu sedikit. Tentu, hal ini akan berdampak pada kesehatan tubuh. 

Dengan kehidupan yang terus fluktuatif, kita hampir tidak mungkin menghindari stress. Namun, selalu ada cara untuk meredakan stress agar tidak berdampak buruk bagi produktivitas kita sehari-hari. Yang perlu dilakukan manusia adalah meregulasi diri demi kesehatan mental yang tetap terjaga. 

Musik nyatanya bisa menjadi media bagi untuk meredakan stress. Keterlibatan musik dapat dilakukan dengan mendengarkan, memainkan alat musik, atau membuat nada-nada. Meskipun terlintas musik hanya sebagai hiburan, ada penjelasan yang lebih dalam tentang mengapa musik bisa membantu. 

Baca juga: 10 Tips Mengatasi Rasa Iri dengan Kesuksesan Orang Lain

Manusia sangat dekat dengan musik

Laporan yang dikeluarkan oleh IFPI berjudul Engaging with Music telah mensurvei sebanyak 45.000 orang dan memperlihatkan bahwa rata-rata orang di dunia menghabiskan waktu sebanyak 20.1 jam perminggu. Tentu, hal ini menunjukkan bahwa manusia dalam menjalankan aktivitasnya sudah banyak bergantung dengan musik. 

Sebagai sarana hiburan, musik tentu telah mengiringi kehidupan kita sehari-hari. Hal ini karena mengakses musik adalah hal yang cukup mudah. Seringkali seseorang mencocokkan keadaan dirinya dengan musik yang kita dengarkan untuk merasa relate dan tervalidasi

Suara dan dampaknya pada manusia

Saat olahraga seperti lari atau senam, seseorang menyetel musik agar lebih bersemangat. Di perjalanan yang suntuk, seseorang juga menyetel musik agar merasa tidak bosan. Kedekatan erat yang terjalin antara musik dan aktivitas manusia dapat membentuk pertanyaan, “Kira-kira, mengapa orang dapat begitu terhibur dengan mendengarkan musik?”

Hal ini dapat terjawab jika kita melihat hubungan antara suara dan dampaknya pada manusia baik secara fisik maupun psikologi. Suara bisa terdengar melalui getaran dan gelombang yang lebih cepat merambat ketika di air. Sementara itu, 70% tubuh manusia mengandung air. Itulah mengapa apa yang kita dengar sangat berdampak terhadap apa yang kita rasakan.

Suara yang keras dan tiba-tiba akan membuat tubuh melepas kortisol atau hormon stress, mempercepat detak jantung, dan mengubah ritme pernapasan karena tubuh kita menganggap itu sebuah ancaman. Sebaliknya, suara yang menenangkan seperti air hujan, instrumen musik, dapat membuat tubuh rileks, mengantuk, dan sebagainya. 

Oleh karena itu, secara tidak sadar manusia mencocokkan jenis suara yang mereka nyaman mendengarnya dengan yang tidak. Dan musik jadi sarana hiburan paling mudah diakses.

Lalu, bagaimana musik membantu meredakan stress? 

Umumnya, saat seseorang tertekan atau sedih, banyak dari mereka merasa tidak dimengerti. Melalui musik dan pesan-pesan yang disampaikan, perasaan-perasaan tersebut divalidasi. Begitulah cara musik membuat perasaan manusia lebih baik.

Sedangkan saat stress, tubuh manusia memproduksi hormon kortisol yang berlebihan dan detak jantung meningkat. Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 oleh Mari Tervaniemi, Tommi Makkonen, dan Peixien Nie, yang terjadi pada tubuhmu saat kamu mendengarkan musik-musik pilihan kamu sendiri adalah penurunan kadar kortisol (hormon stress) secara signifikan.  

Hal ini memperkuat penelitian lain tahun 2019 yang dilakukan oleh Martina de Witte dkk. tentang dampak musik pada stress mengatakan intervensi musik (baik dalam hal mendengarkan maupun memproduksi musik) adalah sebuah solusi efektif dalam mengurangi stress. 

Dalam dunia nyata, ketika kamu menghadapi kemacetan panjang di jalan yang membuatmu stress ringan misalnya, kamu dapat merasa lebih baik secara instan dengan mendengarkan musik favoritmu. Pertanyaannya, apa yang terjadi pada otak saat kita mendengarkan musik?

Sistem limbik pada otak manusia secara otomatis menjadi aktif saat mendengarkan musik. Ia berfungsi untuk apapun yang berkaitan dengan emosi dan suasana hati. Terlebih jika kamu mendengarkan musik-musik yang kamu hafal atau dengan nada yang familiar, otak akan melepaskan hormon dopamin dan serotonin atau yang kita kenal dengan hormon kebahagiaan. Penurunan hormon kortisol dan pelepasan dopamin ini yang membuatmu merasa jauh lebih baik. 

Hanya dengan mendengarkan musik selama 30 menit setelah menghadapi beban kerja yang tinggi, orang yang mendengarkan musik terbukti memiliki tingkat stress yang lebih rendah dibandingkan yang tidak mendengarkan musik. 

Saat seseorang merasa tertekan dan takut, perasaan itu berasal dari bagian otak yang bernama Amigdala yang memproses trigger dari berbagai emosi. Namun, setelah hormon dopamin dilepaskan, selain kebahagiaan meningkat, rasa takut juga terkendali. Oleh karena itulah, dengan mendengarkan musik seseorang dapat lebih optimis menghadapi tekanan.

Musik sebagai media terapi 

Setelah banyak penelitian membuktikan pengaruh musik lebih dari sekadar hiburan, musik mulai diadopsi menjadi media untuk terapi. Manfaatnya bukan hanya membantu meredakan stress tetapi juga demensia, depresi, gangguan tidur, autisme, dan lain sebagainya.

Dalam bidang kesehatan, stress dialami oleh pasien-pasien kanker. Sebuah penelitian menemukan bahwa terapi musik mampu mengurangi stres pada pasien kanker. Terapi ini membuat sebuah perbedaan bagi pasien kanker dalam menghadapi rasa sakitnya. Dampak musik pada otak juga membuat mereka lebih optimis dalam menghadapi tekanan.

Sebagai media terapi, musik juga dapat bermanfaat bagi orang-orang dengan gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan penyakit Alzheimer dalam mempercepat proses penyembuhan mereka. Saat ini, penelitian masih terus dikembangkan untuk mengukur lebih jauh manfaat musik bagi kesehatan fisik manusia. Efek menghibur dalam musik menjadi hal yang menarik dan bermanfaat bagi dunia kesehatan. 

Kompas Gramedia memiliki program bernama Tenteram. Pada 25 Agustus 2023 lalu, Tenteram mengusung tema “Sadar Bergerak: Marah yang Baik Melalui Musik” dengan Maya Hasan sebagai narasumber. Sesi ini berusaha mengangkat peran musik untuk meregulasi amarah. 

Setiap minggu, Tenteram memiliki sesi mindfulness dengan mengangkat tema yang berbeda. Tujuannya berkaitan dengan kesejahteraan fisik dan mental di tengah dunia yang selalu sibuk. Tenteram mengajak kamu untuk menemukan makna di setiap perasaan yang muncul agar dapat hidup berkesadaran. Seperti mengatasi overthinking dengan berpikir secukupnya, menghadapi kesepian, merayakan pencapaian, merasakan kegelisahan, dan berbagai perasaan lainnya untuk mencapai ketentraman diri.

%d blogger menyukai ini: