Sebagai manusia, tentu kita semua dapat berpikir. Tetapi tidak semua orang tahu cara berpikir dengan metode berpikir kritis, padahal kemampuan ini dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Metode berpikir kritis merupakan kemampuan yang penting untuk dibangun jika kamu ingin menjadi seorang pengambil keputusan yang baik. Tak heran semakin banyak perusahaan yang butuh merekrut orang-orang dengan kemampuan critical thinking yang baik. Berpikir kritis dapat membantu menyelesaikan masalah dan membangun strategi dengan lebih efektif.

Apa Itu Metode Berpikir Kritis?

Metode berpikir kritis atau critical thinking merupakan konsep yang telah ada dan terus berkembang sejak 2.500 tahun yang lalu. Terdapat beberapa definisi berpikir kritis dari waktu ke waktu.

National Council for Excellence in Critical Thinking di tahun 1987 mendeskripsikan berpikir kritis sebagai proses intelektual yang secara aktif dan terampil dalam menyusun konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai panduan untuk keyakinan atau tindakan.

Dalam sebuah studi lainnya, berpikir kritis didefinisikan oleh Edward Glaser (1941) sebagai kemampuan yang melibatkan tiga hal, yaitu:

  1. Sikap yang mempertimbangkan suatu masalah dan subjek secara bijak, sesuai pengalaman.
  2. Pengetahuan tentang metode bertanya dan bernalar yang logis.
  3. Beberapa keterampilan dalam menerapkan metode-metode tersebut.

Dari beberapa rumusan ahli tersebut, dapat disimpulkan metode berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, isi, atau masalah apapun, di mana pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menganalisis, menilai, dan merekonstruksinya dengan terampil.

Metode Six Thinking Hats

metode berpikir kritis

Dalam buku “Lateral Thinking for Management” oleh Edward de Bono, diperkenalkan konsep six thinking hats, yaitu metode berpikir kritis yang menggunakan topi dengan warna berbeda secara metafora.

Metode ini menuntun individu atau kelompok untuk melihat masalah dan situasi dari beberapa perspektif untuk menemukan kesepakatan atau solusi.

Six thinking hats dapat diterapkan secara universal dan kapan saja, jadi tidak selalu terbatas dalam konteks dunia kerja saja. Metode ini dapat mempersingkat waktu diskusi, meningkatkan produktivitas masing-masing anggota diskusi, dan meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan.

1. Blue Hat

Topi biru merupakan perspektif yang melihat gambaran keseluruhan proses diskusi dan pemecahan masalah yang sedang terjadi. Perspektif ini memiliki peran untuk mengontrol jalannya diskusi dan proses pengambilan keputusan bersama.

2. White Hat

Topi putih mewakili fakta dan informasi dari masalah yang sedang dihadapi. Ketika menggunakan topi ini, kamu dapat fokus mendapatkan informasi dan fakta, serta mencatatnya. Di tahap ini, kamu juga belum perlu berpikir terlalu banyak.

3. Green Hat

Pada saat menggunakan topi hijau, kamu akan berpikir dengan sudut pandang kreatif. Jangan takut untuk membiarkan ide-ide kreatif mengalir ketika berpikir dengan topi ini dan mengutarakan ide outside the box. Dalam tahap ini, sebaiknya pikiran dan komentar hal negatif ditahan dahulu.

4. Yellow Hat

Topi kuning merupakan perspektif pemikiran yang optimis. Gunakan untuk mencari hal positif atau keuntungan saat meninjau pilihan solusi untuk menyelesaikan masalah.

5. Red Hat

Jika topi-topi sebelumnya mengajak kamu menggunakan perspektif yang logis, dengan topi merah kamu akan diminta mempertimbangkan emosi terkait masalah dan reaksinya.

Ketika sebuah masalah muncul, wajar jika ada respon emosi seperti senang, takut, suka, dan tidak suka. Dengan topi merah, kamu tidak perlu mencari dan memahami alasan logis di balik emosi tersebut.

Kamu bisa juga melatih kelola emosi lewat kelas online Kognisi.id, Emotional Agility: Cara Mumpuni Kelola Emosi, nih. Jadi, saat ada masalah datang, kamu bisa lebih siap mengenali emosi apa yang sedang kamu alami, sehingga kamu bisa lebih cepat beradaptasi dan mengendalikan emosi tersebut.

6. Black Hat

Saat kamu menggunakan topi hitam, artinya kamu perlu menggunakan perspektif yang berhati-hati dan lebih defensif. Tujuannya, mengidentifikasi apa saja kontra dan kerugian yang akan terjadi jika mengambil salah satu opsi solusi.

Kamu perlu fokus pada peringatan dan risiko yang akan terjadi, serta kelogisan sebuah ide. Di sini, kamu dapat meninjau sisi negatif sebuah pilihan, namun perlu disertai alasan logis.

Kamu tidak harus selalu menggunakan keenam topi, namun menggunakannya secara berurutan dapat membantu kamu lebih baik dalam berpikir. Sebaiknya gunakan topi-topi ini satu persatu agar tidak tercipta konflik dalam pikiran atau jalannya diskusi.

Mengapa Critical Thinking Diperlukan?

Kemampuan dasar manusia adalah berpikir, namun pemikiran ini dapat menjadi bias, terganggu, hanya sebagian, kurang informasi, dan terisi prasangka.

Padahal, hidup kita dan segala yang kita produksi, buat, dan bangun, bergantung pada apa yang kita pikirkan. Memiliki kemampuan berpikir kritis, membutuhkan latihan dan perlu diasah secara sistematis.

Metode berpikir kritis sangat berharga di manapun kamu berada. Sebagai salah satu soft skill, berpikir kritis dapat diasah dan dilatih agar semakin tajam.

Adapun beberapa alasan dan keuntungan mengapa kamu memerlukan kemampuan berpikir kritis:

1. Dibutuhkan beberapa profesi

Berbagai profesi menuntut kamu untuk berpikir kritis, misalnya di bidang hukum, edukasi, riset, medis, finansial, dan lainnya. Penting untuk dapat mengelola informasi secara objektif tanpa bias, menganalisa konteks, menyelesaikan masalah secara kreatif, dan menawarkan solusi yang realistis.

2. Meningkatkan proses pengambilan keputusan

Berpikir kritis membantu kamu dalam berpikir untuk mengambil keputusan, apalagi jika keputusan tersebut merupakan keputusan besar, dapat mengubah hidup, terkait karier, dan lain sebagainya. Berpikir kritis akan membuat kamu lebih aktif melakukan riset dan berpikir logis sebelum memutuskan sesuatu.

3. Lebih bahagia

Berpikir kritis membantu kamu lebih memahami motivasi dan tujuan diri sendiri secara keseluruhan.

Ketika kamu dapat menyimpulkan berbagai informasi dan menemukan hal apa saja yang penting kemudian menerapkannya, kamu mungkin mampu mengubah berbagai situasi dalam hidup dan mendukung perkembangan diri, sehingga menjadikan kamu lebih bahagia.

Kamu juga bisa lho membantu proses diri jadi lebih bahagia dengan mengikuti Kursus Seni Menemukan Makna Hidup di Kognisi.id.

4. Menjadi orang yang berpengetahuan luas

Di era akses internet seperti sekarang ini, mengakses informasi menjadi mudah, kapan saja di mana saja. Memiliki kemampuan berpikir kritis membuat kamu menjadi lebih baik dalam melakukan riset dan menyimpulkan hal penting dari gunungan informasi yang kamu dapat.

Skill ini tentu bermanfaat ketika kamu perlu melakukan diskusi di lingkungan kerja atau di mana saja, sebab kamu akan menjadi orang yang memiliki pengetahuan yang luas.

5. Mendukung refleksi diri

Dengan berpikir kritis, kamu memiliki kemampuan untuk melihat tantangan dari berbagai perspektif. Pemikir kritis dapat melakukan refleksi diri ketika dihadapi dengan reaksi atau situasi yang menantang kepercayaan personal mereka.

Pemikir kritis juga tidak takut mengubah pendirian dan opini mereka berdasarkan informasi terbaru jika memang perlu.

Contoh Critical Thinking

Untuk lebih memahami bagaimana penerapannya dalam menyelesaikan masalah, berikut ini adalah contoh critical thinking dengan menggunakan metode six thinking hats.

Sebuah kafe menerima banyak komplain dari para pelanggan bahwa mereka merasa terlalu lama menunggu ketika membeli kopi.

Manajemen perlu mencari solusi atas masalah ini dan mengatur diskusi dengan para seluruh staf kafe.

  1. Langkah pertama dimulai dari mengidentifikasi masalah dan tujuan akhir, serta bagaimana solusi dapat bermanfaat untuk setiap pihak (blue hat).
  • Masalah: Pelanggan tidak puas dan dapat berdampak pada reputasi dan kelanjutan bisnis.
  • Tujuan akhir diskusi: Meningkatkan kepuasan pelanggan dan menurunkan jumlah komplain dengan mempercepat keluarnya pesanan.
  • Manfaat: Reputasi membaik dan bisnis kembali lancar.
  • Solusi yang diajukan: Membeli mesin kopi baru yang lebih cepat.

2. Selanjutnya, staf dapat memberikan beberapa data dan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan (white hat), misalnya:

  • Jumlah komplain yang masuk karena waktu tunggu yang lama.
  • Lama waktu yang diperlukan untuk membuat kopi.
  • Harga mesin yang baru dan lebih cepat.

3. Setelah mendapatkan informasi-informasi tersebut, solusi dan saran yang kreatif dapat dilontarkan untuk didiskusikan bersama (green hat), contohnya:

  • Menawarkan cara membuat kopi yang lebih cepat dan efisien.
    Memberikan daftar mesin kopi yang mungkin dapat memproduksi kopi lebih cepat dan sesuai kebutuhan.
  • Mengamati cara kerja kafe lain dan mempertimbangkan apakah dapat diterapkan ke dalam kafe saat ini, namun dengan lebih baik.

4. Dengan ditawarkannya beberapa ide dan solusi, saatnya mengevaluasi kemungkinan dan manfaat yang mungkin dapat terjadi (yellow hat), misalnya:

  • Dengan mesin yang baru, dapat membantu kinerja para staf dalam membuat kopi, sehingga pelanggan tak perlu menunggu lama.
  • Alur kerja staf yang lebih baik mungkin dapat meningkatkan waktu penyajian kopi lebih cepat.

5. Namun, perasaan dan emosi setiap staf tidak dapat diabaikan begitu saja. Mereka berhak memperoleh kesempatan untuk mengutarakan perasaan mereka walaupun tanpa alasan (red hat), misalnya:

  • Staf merasa sudah nyaman dengan alur kerja saat ini.
  • Staf khawatir perlu waktu untuk beradaptasi dengan mesin baru.
  • Mesin baru dirasa terlalu mahal dan sulit dioperasikan.

6. Sebagai pertimbangan lain, kafe dapat mempertimbangkan hal-hal yang mungkin tidak dapat dilakukan namun secara kritis dan logis (black hat), contohnya:

  • Apakah ada bukti bahwa mesin baru ini dapat mempercepat alur kerja dan penyajian kopi?
  • Apakah harga mesin baru yang lebih mahal memang sesuai dengan fitur yang ditawarkan dan potensi keuntungan yang akan datang?

Setelah mengumpulkan semua informasi dari sudut pandang setiap topi ini, manajemen kafe dapat mengambil keputusan secara kelompok apakah mesin baru perlu dibeli atau tidak.

8 Cara Mengasah Metode Berpikir Kritis

Cara Mengasah Metode Berpikir Kritis

Setelah menyimak salah satu contoh critical thinking, kamu mungkin merasa bingung harus mulai dari mana. Berikut ini adalah beberapa cara mengasah metode berpikir kritis.

1. Evaluasi informasi

Ketika menerima informasi baru, pertimbangkan potensi tantangan dan solusi ke depannya, inilah proses evaluasi. Setelah mengevaluasi, barulah menerima informasi ini sebagai sesuatu yang objektif.

2. Cari tahu sumbernya

Selalu periksa kembali sumber informasi yang datang. Informasi yang datang dari iklan, misalnya, biasanya tidak selalu menyajikan fakta yang objektif.

3. Sering bertanya

Bertanya pertanyaan yang tepat dapat membantu kamu mengevaluasi informasi lebih baik, misalnya menanyakan sumber, penelitian yang sudah ada, pendapat lain tentang masalah, dan lain sebagainya.

4. Cobalah memutar balik hal

Pernah merasa buntu saat mencari solusi? Cobalah memutar balik masalah yang kamu hadapi. Misalnya, benar jika X menyebabkan Y, namun bagaimana jika Y yang menyebabkan X? Walaupun kebalikan ini tidak selalu benar, hal ini dapat membuka jalan pikiran dan membuat kamu berpikir ke arah yang lain.

5. Sadari bias

Ketika berpikir, kamu bisa saja membentuk opini berdasarkan bias atau prasangka personal dan menganggapnya sebagai sesuatu yang objektif. Menyadari ada bias dalam diri merupakan salah satu langkah agar dapat berpikir kritis.

Pahami cara memperluas sudut pandang kamu di salah satu course Kognisi.id, Cara Berpikir Orang yang Tidak “Sok Tau” oleh Kezia Arya, Managing Director Talentbox Indonesia.

6. Lakukan riset lanjutan

Sebelum membentuk opini, kamu dapat memastikan kembali informasi dan opini yang kamu miliki adalah fakta dan objektif. Kamu dapat mencari bukti yang mendukung, entah itu dari internet maupun dari ahlinya langsung.

7. Buatlah opini

Setelah melakukan proses berpikir kritis, percaya dirilah bahwa kamu sudah memiliki opini untuk disajikan.

8. Pahami tidak ada orang yang 100% kritis

Kamu juga perlu memahami bahwa tidak ada orang yang selalu berpikir kritis setiap saat. Critical thinking merupakan alat yang membantu kamu saat kamu perlu membuat keputusan yang penting atau sulit, jadi kamu tidak perlu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan kritis.

Penulis: Serenata Leony Kedang

%d blogger menyukai ini: